Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat Dukung Swasembada Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Kredit Usaha Rakyat
Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi salah satu bentuk dukungan untuk mewujudkan program swasembada pangan yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto dapat tercapai pada tahun 2028. (Foto :Freepik)

IKN Ekbis – Selama hampir satu dekade, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah bertransformasi menjadi solusi andal bagi petani, peternak, nelayan, dan pelaku usaha produktif lainnya. Sejalan dengan visi pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam mendorong swasembada pangan. Pemerintah memperkenalkan KUR klaster khusus untuk petani tanaman pangan sebagai bagian dari optimalisasi penyaluran KUR.

KUR ini ditargetkan membantu petani dengan luas lahan kurang dari dua hektare. Yang dapat mengakses pembiayaan dengan suku bunga 6 persen hingga dua kali per tahun. Langkah ini diharapkan mendukung swasembada pangan yang ditargetkan tercapai pada 2028.

Dikutip dari Indonesia.id. “Tahun ini kami meluncurkan KUR mikro khusus untuk petani tanaman pangan sebagai bagian dari komitmen mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Gede dalam acara KUR Meets the Press di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Baca Juga :

KUR juga diarahkan untuk mendukung program-program prioritas pemerintah. Seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan tiga juta rumah, yang turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Deputi Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menegaskan bahwa pembiayaan KUR akan menjadi elemen penting dalam mendukung keberlanjutan program-program tersebut.

Hingga Oktober 2024, penyaluran KUR mencapai Rp246,58 triliun, atau 88,06 persen dari target tahunan sebesar Rp280 triliun, yang disalurkan kepada 4,27 juta debitur. Sejak 2015, total penyaluran KUR telah mencapai Rp1.827,2 triliun kepada hampir 48 juta debitur, dengan subsidi bunga sebesar Rp172,2 triliun dari pemerintah.

Efek Multiplier yang Signifikan

Dukungan pemerintah terhadap KUR terbukti memberikan multiplier effect besar. Dengan setiap Rp1 subsidi mampu menghasilkan leverage hingga 10,6 kali dalam bentuk pembiayaan. Selain itu, tingkat kredit macet (NPL) KUR tetap terjaga di level 2,19 persen. Jauh di bawah NPL kredit UMKM secara keseluruhan yang mencapai 4,06 persen.

KUR juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, dengan proporsi penyalurannya mencapai 1,24 persen dari PDB nominal pada 2023. Selain itu, program ini menciptakan lapangan kerja signifikan. Setiap debitur KUR rata-rata menyerap tiga tenaga kerja baru, yang pada 2023 setara dengan 9,3 juta tenaga kerja.

Kolaborasi dan Pengelolaan Risiko

Keberhasilan KUR tak lepas dari sinergi pemerintah dengan stakeholder seperti OJK, pemerintah daerah, perbankan, dan lembaga penjamin pembiayaan. Pemerintah mendorong peningkatan kualitas penyaluran Kredit Usaha Rakyat dengan memastikan tata kelola yang baik serta menjaga akses pembiayaan ke sektor-sektor produktif, terutama yang mendukung ketahanan pangan.

Dengan transformasi yang terus dilakukan, KUR diharapkan semakin berperan sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Khususnya di sektor-sektor strategis seperti pertanian, peternakan, dan perikanan.***

Tinggalkan Komentar