Arus Investasi Meningkat di Tengah Gejolak Global

keberhasilan Indonesia dalam menarik investasi
Presiden Prabowo Subianto tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. keberhasilan Indonesia dalam menarik investasi menunjukkan bahwa negara ini tetap menjadi tujuan strategis bagi investor asing. (Foto: Indonesia.go.id)

IKN Ekbis – Di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat ketegangan geopolitik dan ancaman perlambatan ekonomi, Indonesia menunjukkan capaian positif dalam sektor investasi. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah gencar menarik minat investor asing, membuahkan peningkatan kepercayaan terhadap stabilitas politik dan ekonomi nasional.

Langkah proaktif Presiden Prabowo langsung terlihat sejak dilantik pada 10 Oktober 2024. Hanya dalam waktu singkat, ia melakukan kunjungan ke berbagai negara mulai 8 November 2024. Dalam lawatan tersebut, Presiden bertemu lebih dari 20 kepala negara, pemimpin pemerintahan, dan kelompok bisnis internasional. Hasilnya, komitmen investasi senilai ratusan triliun rupiah berhasil dibawa pulang saat ia kembali ke Jakarta pada 24 November 2024.

Dikutip dari Indonesia.go.id. Kepulangan Presiden Prabowo disambut optimisme tinggi. Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM Rosan Roeslani menyebutkan bahwa transisi pemerintahan yang stabil menjadi faktor kunci dalam meningkatnya antusiasme investor. “Stabilitas politik dan ekonomi yang terjaga di era Presiden Prabowo berhasil meningkatkan kepercayaan investor asing,” ungkapnya.

Dalam kunjungan ke Inggris, Presiden Prabowo bertemu dengan delapan perusahaan besar. Enam di antaranya, termasuk raksasa energi British Petroleum (BP) dan perusahaan multinasional The Swire, memastikan investasi di Indonesia. Pemerintah berkomitmen mempercepat implementasi investasi ini guna membuka lapangan kerja berkualitas bagi masyarakat.

Pertumbuhan Signifikan di Sektor Investasi

Data Kementerian Investasi dan Hilirisasi menunjukkan, realisasi investasi kuartal III-2024 mencapai Rp431,48 triliun, tumbuh 15,24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sektor manufaktur menjadi motor utama dengan kontribusi Rp178,7 triliun atau 41,4 persen dari total investasi. Industri logam dasar memimpin dengan nilai Rp55,87 triliun, diikuti sektor pertambangan Rp44,64 triliun, dan industri kimia serta farmasi Rp31,6 triliun.

Penanaman modal asing (PMA) juga menunjukkan tren positif, terutama di sektor manufaktur dengan nilai investasi Rp232,65 triliun. Industri logam dasar menyumbang USD3,03 miliar, disusul sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan USD2,02 miliar.

Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur pada September 2024 tercatat di level 49,2, menunjukkan adanya kontraksi produksi. Namun, tren peningkatan investasi memberikan harapan besar bagi pemulihan dan pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Tantangan seperti depresiasi rupiah sebesar 2,82 persen pada Oktober 2024 berhasil diatasi melalui kebijakan moneter yang berhati-hati. Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya pemerintahan bersih dan bebas konflik kepentingan untuk menjaga transparansi serta efisiensi investasi.

Dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen, pemerintah yakin investasi berkelanjutan akan menjadi pilar utama pencapaian tersebut. Keberhasilan Indonesia menarik perhatian dunia sebagai tujuan investasi strategis memperkuat optimisme bahwa negara ini mampu menjadi pemain ekonomi utama global di bawah kepemimpinan yang tegas dan berorientasi pada hasil.***

Tinggalkan Komentar