Aksi Generasi Iklim: Anak Muda untuk Masa Depan Berkelanjutan

Aksi Generasi Iklim
Deputi Kemenko PMK Woro Srihastuti Sulistyaningrum di Festival Aksi Generasi Iklim 2024 (Foto: Kemenko PMK./Infopublik.id)

IKN Edu – Dalam menghadapi ancaman nyata dari krisis iklim, anak-anak dan generasi muda Indonesia menginisiasi aksi konkret melalui kampanye Aksi Generasi Iklim. Kampanye ini menggerakkan energi kaum muda untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap mitigasi perubahan iklim, sekaligus menyuarakan dampaknya terhadap pemenuhan hak anak.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyampaikan dukungannya dalam sebuah video yang ditayangkan pada Festival Aksi Generasi Iklim 2024 di Jakarta, Sabtu (7/12/2024). Dalam pesannya, Pratikno menekankan pentingnya partisipasi individu dan kolektif masyarakat dalam menghadapi tantangan ini.

“Kita harus memulai dari diri sendiri dan kemudian menjadi gerakan masyarakat yang masif di seluruh Indonesia. Kalau tidak dari kita, siapa lagi? Kalau tidak sekarang, kapan lagi?” ujar Pratikno. Ia juga menilai kampanye ini sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Baca Juga :

Pentingnya Perlindungan Hak Anak

Dikutip dari Infopublik.id. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum (Lisa), menyoroti bahwa krisis iklim memberikan dampak ganda bagi anak-anak. Selain memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan, krisis ini juga mengancam hak anak atas pendidikan, kesehatan, dan kegiatan rekreasi.

“Mitigasi dan adaptasi terhadap krisis iklim adalah bagian dari upaya memastikan hak anak terpenuhi. Langkah ini juga menjadi kesempatan memperkuat Sistem Perlindungan Anak (SPA) di tingkat daerah dan nasional,” jelas Lisa.

Kampanye Aksi Generasi Iklim mengangkat isu-isu penting yang berdampak langsung pada masyarakat lokal, termasuk polusi udara, krisis air, wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria, hingga permasalahan sampah di sungai dan laut. Program ini dilaksanakan di delapan kota dan provinsi, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Pasuruan, Denpasar, Sumba Barat, Palu, dan Makassar.

Kolaborasi Kemenko PMK, Save the Children Indonesia, pemerintah daerah, dan organisasi lokal memastikan program ini sesuai dengan kebutuhan tiap wilayah. Anak-anak dan generasi muda turut diberdayakan untuk menyuarakan aspirasi mereka, serta berkontribusi dalam solusi bersama bersama pemerintah daerah.

“Anak-anak memiliki peran strategis sebagai agen perubahan yang membawa solusi nyata untuk lingkungan mereka,” ujar Tata Sudrajat, Interim Chief Advocacy, Campaign, Communication & Media Save the Children Indonesia.

Aksi Lokal, Dampak Global

Hingga kini, kampanye ini telah melibatkan lebih dari 2.300 anak, generasi muda, dan masyarakat umum. Aksi ini menunjukkan bahwa langkah-langkah lokal dapat memberikan dampak signifikan. Kontribusi tersebut mendukung upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.

Sebagai puncak kegiatan, Festival Aksi Generasi Iklim 2024 digelar di Jakarta. Acara ini menyoroti dampak krisis iklim pada hak anak sekaligus menjadi forum diskusi kebijakan nasional untuk masa depan generasi muda.

Ke depan, kampanye ini akan diperluas hingga 2025 dengan melibatkan lebih banyak kementerian dan mitra. Mitra tersebut mencakup Program Kolaborasi untuk Edukasi Anak Indonesia (KREASI), Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), Global Partnership for Education (GPE), serta Pemerintah Australia.

“Save the Children berkomitmen mendukung inisiatif ini demi masa depan yang berkelanjutan dan penuh harapan bagi setiap anak,” pungkas Tata.

Melalui kampanye Aksi Generasi Iklim, anak-anak Indonesia membuktikan bahwa mereka adalah bagian dari solusi. Dengan kolaborasi solid dan pendekatan lokal, gerakan ini membuktikan anak-anak mampu menjadi motor perubahan untuk masa depan yang lebih baik.***

Tinggalkan Komentar