5 Program Utama Kemenkes dalam Percepat Penanggulangan HIV/AIDS

5 Program Utama Kemenkes dalam Percepat Penanggulangan HIV/AIDS
Kemenkes meluncurkan program percepat penanggulangan HIV/AIDS. (Kemenkes)

GoIKN.com – 5 program utama dalam percepatan penanggulangan HIV/AIDS telah diluncurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Kamis (29/11/2024).

Melansir laman resmi infopublik.id meski upaya penanggulangan penyakit ini menunjukkan kemajuan, tetapi beragam tantangan besar tetap ada.

Dilaporkan bahwa 35 persen infeksi baru ditemukan di kelompok laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL). Lalu 28 persen dari pasangan ODHIV.

“Namun, hanya 64 persen ODHIV yang menerima terapi antiretroviral (ARV), dan baru 49 persen mencapai supresi viral,” kata Ina Agustina, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes.

Adapun lima program percepat penanggulangan HIV/AIDS antara lain:

1. Penjangkauan berbasis komunitas untuk populasi kunci

2. Sameday ART, tes, dan pengobatan HIV dalam satu hari

3. PrEP atau Profilaksis Pra-pajanan demi mencegah infeksi di populasi kunci

4. Layanan terintegrasi TB-HIV dan pemberian ARV multi-bulan

5. Sistem Informasi SIHA 2.1 untuk memantau data individu

Dalam kesempatan tersebut, Ina mengungkap bahwa Kemenkes memang memprioritaskan berbagai inovasi yang mencakup skrining mandiri, pengobatan di hari yang sama, dan integrasi layanan berbasis komunitas.

Di sis lain, stigma juga masih menjadi tantangan yang signifikan. Berdasarkan data yang ada, 53 persen ODVIH tak mengetahui adanya perlindungan hukum atas hak mereka. Sehingga tak sedikit yang ragu untuk mengakses layanan kesehatan.

“Penting bagi kita untuk membangun pendekatan berbasis hak yang menghapus stigma dan diskriminasi. Semua orang berhak atas layanan kesehatan yang setara,” ungkap Ina.

Yudhi Pramono selaku Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pun menegaskan bahwa Hari AIDS Sedunia merupakan momentum memperkuat sinergi lintas sektor untuk mencapai Akhiri AIDS pada 2030.

Ia pun mengingatkan bahwa hal ini bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga gerakan kolektif untuk menciptakan layanan kesehatan inklusif yang menghormati hak asasi manusia.

“Dengan langkah bersama, kita bisa menekan angka infeksi baru, meniadakan kematian terkait AIDS, dan meningkatkan kualitas hidup orang dengan HIV (ODHIV),” jelas Yudhi.

UNAIDS Country Director Dr. Muhammad Saleem mengingatkan bahwa stigma dan diskriminasi adalah hambatan besar yang terjadi di Asia Pasifik. Salah satunya Indonesia.

“Hari AIDS Sedunia ini menjadi momen refleksi global untuk menghapus stigma dan mempromosikan akses layanan kesehatan yang adil bagi semua,” kata Dr. Saleem.

Bukan hanya sebatas seremoni tahunan, tetapi Peringatan Hari AIDS Sedunia juga seruan aksi nyata. Akhiri AIDS pada 2030 akan bisa dicapai bersama dengan pendekatan kolaboratif antara lintas sektor.

Tema global tahun ini yang mengusung ‘Take the Rights Path’ sejalan dengan upaya Indonesia dalam memastikan akses layanan kesehatan inklusif bagi seluruh kelompok rentan.

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2024 pun turut mengusung tema besar, yakni ‘Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa’. Pesan kuat tersebut kembali disuarakan sebagai pengingat untuk segera mengakhiri stigma, diskriminasi, maupun ketidaksetaraan dalam penanganan HIV/AIDS yang mungkin terjadi di tanah air.

Tinggalkan Komentar