Bertemu Menhaj Saudi, Menag RI Bahas 7 Isu Penting
GoIKN.com – Temui Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah di Masjidil Haram, Makkah, ada tujuh isu yang dibahas oleh Menteri Agama alias Menag RI Nasaruddin Umar.
Kepala Badan Penyelenggara Haji Muchammad Irfan Yusuf, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dubes RI di Saudi Abdul Aziz, Konjen RI di Jeddah Yusrom Ambary, serta Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.
Melansir laman resmi kemenag.go.id, Nasaruddin mengaku bersyukur karena diterima dengan baik dan memuji tempat pertemuan yang sangat luar biasa. Diskusi kedua tokoh pada Minggu (24/11/2024) malam berlangsung lebih dari satu jam.
“Kita membicarakan banyak hal, antara lain: beliau meminta Kemenag RI untuk lebih siap menghadapi haji mendatang. Sebab, akan ada penyempurnaan-penyempurnaan,” ungkapnya.
Ia menyambung, “Alhamdulillah kami juga sudah ada Badan Penyelenggara Haji yang memberikan bantuan yang sangat signifikan terhadap penyempurnaan pelaksanaan ibadah haji Indonesia.”
Adapun 7 poin penting yang dibicarakan Menag RI dan Menhaj Saudi meliputi:
1. Menag meminta agar jemaah haji Indonesia tidak menempati kawasan Mina Jadid, dan permintaan ini pun diapresiasi.
2. Menag meminta penambahan jumlah petugas. Ia menilai, ada banyak jemaah Indonesia yang sudah lanjut usia sehingga memerlukan pendampingan, pelayanan dengan lebih banyak petugas. Termasuk soal dokter maupun tenaga medis kesehatan.
“Jadi petugas haji kami mohon ditambah, minimal dipertahankan seperti haji tahun lalu dengan segala konsekuensinya karena kami perlu pelayan jemaah haji yang sudah banyak berumur,” kata Menag.
Menteri Haji pun akan mencoba mempertimbangkan. Menurut informasi, pemerintah Arab Saud berniat mengurangi 50% kuota petugas.
3. Menag dan Menhaj berdiksusi soal murur. Menag melihat bahwa fatwa MUI memperbolehkan Murur karena akan lebih memperlancar pergerakan jemaah.
4. Menag menyampaikan bahwa di Indonesia, ada kajian bahwa Dam boleh dilaksanakan di Indonesia. Artinya, kambing Dam dipotong di Indonesia, kemudian dagingnya akan didistribusikan ke warga tanah air.
“Kata Menteri Haji, tergantung. Kalau misalnya pertimbangan ulama setempat menganggap itu boleh, kami tidak ada masalah. Malah lebih ringan: mengurangi beban kami dan menambah manfaat bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Sekali lagi, apakah itu sudah dibenarkan oleh fatwa MUI? Ini kami akan diskusikan,” jelas Menag.
Menhaj Tawfiq pun sempat menjelaskan bahwa ada negara yang menerapkan kebijakan dam seperti itu. Namun secara sporadis, termasuk Turki pun banyak melaksanakan hal yang sama
5. Tanazul juga menjadi isu yang dibahas dalam pertemuan ini. Nasaruddin menyampaikan tentang kebijakan Tanazul diserahkan ke Indonesia.
6. Diskusi mengenai maskapai penerbangan. Kedua tokoh penting tersebut membicarakan tentang kemungkinan menggunakan Garuda dan Saudia, serta maskapai lain sebagai alternatif.
7. Menteri Tawfiq mengimbau Indonesia agar segera kontrak dengan layanan hotel apabila ingin mendapatkan lokasi yang lebih dekat, utamanya ke Masjid Nabawi di Madinah.
Selain membicarakan soal haji, keduanya juga membahas tentang pemberdayaan umat.
Nasaruddin mengaku memiliki pandangan yang sama dengan Menhaj Tawfiq mengenai perlunya upaya mengangkat harkat dan martabat umat Islam, bukan hanya di Indonesia. Melainkan juga di Arab Saudi maupun dunia Islam.
Selain Makkah, Menag juga berencana melakukan kunjungan kerja ke Madinah. Menhaj pun meminta Nasaruddin untuk mengunjungi sejumlah tempat penting di Kota Nabi.
BACA JUGA