Menkes Budi Gunadi Sadikin teken MoU bersama India, termasuk soal kolaborasi Bio Farma dan SII. (Kemenkes)
GoIKN.com – Bio Farma dipastikan menjajaki kolaborasi dengan Serum Institute of India (SII) sebagai salah satu bentuk penguatan kerja sama Indonesia dan India yang tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU).
Melansir keterangan kemkes.go.id, MoU antara kedua entitas tersebut meliputi produksi dan distribusi alat diagnostik TB laten, hingga vaksin BCG rekombinan (rBCG).
SII bahkan juga berkomitmen menjadikan fasilitas manufakturnya sebagai pusat pengembangan countermeasures untuk pandemi di masa mendatang.
Nota Kesepahaman di bidang kesehatan antara Indonesia-India diteken oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Urusan Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar. Kemudian dipertukarkan oleh keduanya.
Ini sekaligus menjadi tonggak penguatan hubungan bilateral yang sudah terjalin selama lebih dari tujuh dekade. Penandatanganan turut disaksikan oleh Presiden RI dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
“Kemitraan strategis ini akan menjadi fondasi kokoh bagi kedua negara untuk terus melangkah maju dan mempererat hubungan persahabatan yang telah terjalin selama 75 tahun,” kata Presiden Prabowo Subianto dalam keterangan yang dibagikan Rabu (29/1/2025).
Pengembangan kapasitas tenaga kesehatan, alih teknologi farmasi, serta kemitraan dalam produksi vaksin dan alat diagnostik menjadi inti MoU.
Selain Bio Farma dan SII, kerja sama juga dilakukan Biotis Indonesia dengan Biological E Limited untuk transfer teknologi produksi vaksin anak. Misalnya DPT-HepB-Hib, PCV, dan JE.
Biological E bakal menyediakan pasokan vaksin untuk memastikan ketersediaan imunisasi bagi anak-anak Indonesia selama fasilitas produksi di tanah air dikembangkan.
Sementara itu, India juga berkomitmen memberikan pelatihan langsung kepada tenaga kesehatan Indonesia. Termasuk soal program fellowship dengan izin praktik sementara selama satu tahun.
Program tersebut bertujuan demi memperkuat kompetensi tenaga kesehatan Indonesia di bidang-bidang kritis seperti robotic surgery, transplantasi hati, serta manajemen kegawatdaruratan.
“Kerja sama ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di kedua negara tetapi juga memperluas akses masyarakat terhadap layanan medis berkualitas tinggi,” tutur Menkes.
Saat berkunjung ke RS Apollo di New Delhi, Menkes Budi berkesempatan melihat langsung efektivitas pelatihan berbasis rumah sakit yang memungkinkan optimalisasi fasilitas medis seperti MRI dan Cath Lab.
Indonesia disebut-sebut berencana mengadopsi pendekatan serupa untuk mempercepat pengembangan dokter spesialis maupun subspesialis.
Pengakuan bersama terhadap kualifikasi tenaga kesehatan dari kedua negara turut menjadi poin penting dari MoU yang ditandatangani. Upaya ini tentu membuka peluang bagi dokter dan perawat untuk bekerja lintas negara, meningkatkan transfer pengetahuan, sekaligus memperluas cakupan layanan kesehatan. Khususnya di daerah terpencil di tanah air.