Pastikan Relokasi Korban Berjalan Lancar, Kepala BPNB dan Menko PMK Bakal Tinjau Situasi di NTT

Pastikan Relokasi Korban Berjalan Lancar, Kepala BPNB dan Menko PMK Bakal Tinjau Situasi di NTT
Potret anak-anak sedang mengantre mengambil makanan ringan yang tersedia di Dapur Umum Posko pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. (InfoPublik/Agus Siswanto)

GoIKN.com – Demi memastikan penanganan darurat maupun relokasi korban bencana berjalan dengan lancar, Kepala BNPB dan Menko PMK dijadwalkan untuk mengunjungi langsung para Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menyusul adanya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di sana. Adapun tinjauan ini akan digelar hari Minggu (24/11/2024) mendatang.

Menurut keterangan Kadiskominfo Kabupaten Flores Timur, Heronimus Lamawuran, kunjungan tersebut fokus pada lokasi relokasi maupun hunian sementara yang dibangun untuk berlindung para korban.

“Hari ini kami berharap kehadiran Menko PMK dan Kepala BNPB dapat mempercepat proses pemulihan serta penanganan pascabencana. Kami ingin memastikan bahwa para pengungsi dapat tinggal dengan nyaman di huntara, sementara menunggu pembangunan rumah relokasi,” kata Herry, panggilan akrabnya sebagaimana menyadur infopublik.id.

Percepatan pemulihan dampak erupsi Gunung Lewotobi beserta dampak konflik sosial yang sempat melanda wilayah Flores Timur kini terus diupayakan oleh pemerintah.

Setidaknya ada 2.209 kepala keluarga yang terdampak erupsi dan bakal direlokasi menuju tempat lebih aman.

Sebelumnya, Letjen TNI Suharyanto yang merupakan Kepala BPNB telah menjelaskan dua opsi skema relokasi yang disiapkan pemerintah untuk para warga terdampak.

Pertama, pemerintah akan menyediakan lahan dan rumah yang siap huni untuk warga yang memerlukan tempat tinggal baru. Sedangkan yang kedua, yakni relokasi mandiri.

Di mana pemerintah menyediakan dukungan fasilitas dan infrastruktur untuk warga membangun rumah di tanahnya sendiri. Berdasar pendataan sementara, ada 10 persen dari 776 keluarga yang memilih relokasi mandiri.

Kemudian sisanya memilih opsi relokasi yang terpusat. Pendataan ini pun terus dilakukan melalui dialog langsung bersama warga.

“Kami memberikan fleksibilitas bagi masyarakat agar mereka dapat memilih solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Suharyanto.

Adapun tiga lokasi potensial untuk relokasi juga telah diajukan, yakni Botongkarang/Noboleto. Wilayah ini dapat diakses dengan kendaraan roda dua dan cocok untuk relokasi warga dari Desa Dulipali, Nobo, dan Klatanlo.

Lokasi kedua adalah Wukoh Lewoloroh yang terletak di perbatasan Flores Timur dan Sikka, mencakup Desa Boru dan Hokeng Jaya. Lokasi tersebut berada di pinggir jalan raya dan cocok untuk relokasi. Namun masih menantikan persetujuan dari Kementerian Kehutanan karena termasuk kawasan hutan lindung.

Lokasi ketiga adalah Kojarobet di Desa Hewa, yang diusulkan untuk relokasi warga Desa Nawokote.

Sebagai bagian dari upaya mempercepat relokasi, BNPB pun berencana membangun hunian sementara untuk ribuan kepala keluarga tadi. Pembangunan dilakukan di empat lokasi potensial di Desa Konga.

Pemerintah akan memastikan semua aspek penanganan bencana bisa selesai tepat waktu demi memberi rasa aman dan nyaman bagi warga terdampak.

Terkait dampak konflik sosial di Adonara Barat yang mengakibatkan pembakaran 52 unit rumah dan korban jiwa, BPNB mengusulkan untuk membangun kembali rumah-rumah yang terbakar.

Upaya-upaya tersebut diharapkan bisa membuat pemulihan bencana maupun dampak sosial yang menyertai bisa berjalan dengan cepat, serta meminimalisir dampak serupa di masa yang akan datang.

Tinggalkan Komentar