Pemerintah Tutup 380 Ribu Situs Judi Online dalam Sebulan

IKN News – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah menutup lebih dari 380 ribu situs terkait judi online. Penutupan tersebut dilaksanakan selama periode satu bulan terakhir, sejak 20 Oktober 2024.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers mengenai capaian kinerja Desk Pemberantasan Perjudian Daring dan Desk Keamanan Siber serta Perlindungan Data. Yang mana digelar di kantor Kemkomdigi, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
“Situs (terkait judi online) yang ditutup sudah 104.819, itu kalau dihitung dari 4 November (2024). Kalau kita hitung dari tanggal 20 Oktober atau pemerintahan baru sudah 380.000 sekian,” ungkap Meutya.
Dilansir dari infopublik.id. Selain itu, Kemkomdigi telah mengajukan permohonan pemblokiran 651 rekening bank. Yang mana akun tersebut terkait dengan aktivitas perjudian online kepada Bank Indonesia untuk segera ditindaklanjuti.
Baca Juga :
Meutya menekankan bahwa pemblokiran rekening menjadi langkah penting untuk menghentikan aliran dana yang menjadi sumber utama operasi judi online. Yang mana sebagian besar dikendalikan dari luar negeri.
Mayoritas rekening ini ditemukan di Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank CIMB Niaga, Bank BSI, dan Bank Danamon. “Kerja sama yang kuat dengan perbankan akan sangat dibutuhkan karena sekali lagi nadi dari judi online ini ada justru di rekening (bank) atau aliran dana,” Jelasnya.
Kemkomdigi juga telah meminta platform dompet digital seperti Dana, GoPay, Ovo, dan LinkAja. Untuk menutup rekening yang digunakan untuk aktivitas perjudian online.
Untuk membantu masyarakat melaporkan situs dan nomor rekening yang terindikasi terkait judi online. Kemkomdigi menyediakan dua platform, yaitu aduankonten.id untuk pelaporan situs dan cekrekening.id untuk melaporkan rekening bank.
“Pemantauan dan laporan ini akan sangat membantu jika teman-teman juga mengirimkan aduan. Meskipun tentu kami minta maaf kalau kecepatan kita mentake down mungkin tidak sebagaimana yang diharapkan teman-teman karena satu dan lain hal,” tutup Meutya.***
BACA JUGA