RINDU: Pengolahan Sampah Inovatif untuk Keberlanjutan dan Manfaat

Peningkatan volume sampah kini menjadi masalah serius yang berdampak pada berbagai aspek, seperti sosial, lingkungan, kesehatan, dan ekonomi. Masalah ini diatasi melalui pengolahan inovatif di Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU), yang dikembangkan oleh Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (Foto: geoparkjogja.jogjaprov.go.id)

GoIKN.com – Peningkatan volume sampah kini menjadi masalah serius yang berdampak pada berbagai aspek, seperti sosial, lingkungan, kesehatan, dan ekonomi. Sebagai respons, Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta mengembangkan solusi inovatif melalui Rumah Inovasi Daur Ulang (RINDU), yang sebelumnya dikenal sebagai Laboratorium Daur Ulang Sampah (LDUS).

Teknologi Pengolahan Sampah di RINDU: Fermentasi, Peletasi, dan Pirolisis

Masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah mencemari tanah, air, dan udara. RINDU berhasil mengolah sampah dan limbah menjadi produk bernilai ekonomi. Artikel ini akan mengulas berbagai teknologi yang dikembangkan RINDU dan dampaknya terhadap lingkungan. geoparkjogja.jogjaprov.go.id

Untuk mengatasi masalah sampah, RINDU fokus pada penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan mengembangkan teknologi pengolahan yang efektif dan efisien. Sampah dipilah berdasarkan jenisnya, di mana sampah reusable seperti botol dan kertas diubah menjadi kerajinan tangan.

Sementara itu, sampah non-reusable seperti plastik dan organik diproses menggunakan metode yang lebih sesuai. RINDU mengembangkan teknologi seperti fermentasi, peletasi, pengomposan, pirolisis, dan hidrotermal untuk mengelola sampah.

Teknologi fermentasi dan peletasi banyak digunakan untuk limbah peternakan, menghasilkan produk seperti pupuk lepas lambat dan pakan ternak. Pirolisis sampah plastik mengubahnya menjadi bahan bakar cair setara bensin dan solar.

Sementara itu, teknologi hidrotermal mengolah sampah menjadi bahan bakar cair yang bermanfaat. Selain mengolah sampah, RINDU juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama anak-anak, tentang cara mendaur ulang sampah.

Baca Juga:

Sejak didirikan pada 2011, RINDU telah berhasil mengolah ribuan ton sampah. Saat ini, fokus utamanya adalah mengelola sampah yang dihasilkan oleh UGM untuk mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Yogyakarta.

RINDU juga berperan sebagai pusat penelitian pengolahan sampah dan menyediakan berbagai program edukasi untuk masyarakat. Dengan demikian, RINDU turut serta dalam meningkatkan kesadaran lingkungan dan mendukung upaya pengelolaan sampah yang lebih baik.***

Tinggalkan Komentar