Mengenal Tradisi dan Alam Suku Baduy

Suku Baduy, kelompok etnis asli Indonesia di Pegunungan Kendeng, terkenal karena menjaga tradisi dan budaya yang diwariskan turun-temurun.(id.pinterest.com)

GoIKN.com – Suku Baduy merupakan kelompok etnis asli Indonesia yang bermukim di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Mereka dikenal karena menjaga tradisi dan budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Kearifan lokal serta kehidupan yang selaras dengan alam menjadikan Suku Baduy menarik untuk dipelajari.

Mengenal Suku Baduy: Penjaga Tradisi dan Alam

Masih banyak wisatawan yang kurang memahami adat dan aturan yang dijunjung masyarakat Suku Baduy, sehingga sering terjadi kesalahan dalam berinteraksi. Padahal, menghormati kearifan lokal sangat penting saat berkunjung, seperti memahami adat istiadat dan perbedaan antara Baduy Luar dan Baduy Dalam.

Perbedaan Baduy Luar dan Baduy Dalam

Dilansir dari kemenpar.go.id. Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok, yakni Baduy Luar yang lebih terbuka terhadap pengaruh luar dan Baduy Dalam yang hidup dengan aturan ketat warisan leluhur. Baduy Dalam menjaga jarak dari modernisasi dan sepenuhnya bergantung pada alam.

Baduy Dalam tinggal di kawasan yang lebih terpencil, sekitar 12 kilometer dari Baduy Luar, dengan akses melalui perkebunan, sungai, dan perbukitan. Perbatasan kedua wilayah ini ditandai oleh Sungai Cisimeut dan Jembatan Akar, struktur unik yang terbuat dari akar pohon yang dirangkai secara alami dengan tambahan bambu.

Teknologi modern seperti ponsel dan kamera dilarang di Baduy Dalam, yang menggunakan bahasa Sunda dengan aksara Hanacaraka. Pakaian mereka sederhana, berwarna putih atau biru tanpa kancing, sementara Baduy Luar memakai busana hitam dengan kain ikat biru tua.

Baca Juga:

Aturan Wisata di Kawasan Suku Baduy

Wisatawan yang ingin mengunjungi Suku Baduy harus mematuhi sejumlah aturan adat. Salah satu larangan utama adalah penggunaan teknologi, termasuk ponsel, kamera, atau perangkat elektronik lainnya. Memotret tanpa izin juga dilarang karena melanggar kepercayaan mereka yang menentang penggunaan teknologi modern.

Produk berbahan kimia seperti sabun, pasta gigi, dan detergen tidak boleh digunakan di wilayah ini karena dianggap merusak lingkungan. Selain itu, wisatawan diwajibkan menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai, serta dilarang mencabut tanaman atau menebang pohon.

Memahami dan mematuhi aturan-aturan ini menunjukkan penghormatan wisatawan terhadap kearifan lokal Suku Baduy. Selain itu, langkah tersebut juga berkontribusi dalam menjaga kelestarian budaya dan lingkungan mereka.***

Tinggalkan Komentar