Misi Kemenkes: Cetak Dokter Spesialis Jantung untuk Wilayah Terpencil
IKN News – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyoroti pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan penanganan penyakit jantung di Indonesia. Menkes Budi mengunjungi Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah dan Otak (RSJPDO) Oputa Yi Koo, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Sabtu (7/12). Dalam kunjungan tersebut, ia meninjau hasil operasi bedah jantung terbuka sekaligus berdiskusi tentang kebutuhan layanan kesehatan jantung.
“Selain alat, yang paling penting adalah SDM, terutama dokternya. Kehadiran alat seperti cath lab harus didukung dengan dokter spesialis jantung pembuluh darah,” ujar Menkes Budi.
Beasiswa untuk Pengembangan Dokter Spesialis Daerah
Dikutip dari Kemenkes.go.id. Program ini diprioritaskan bagi putra daerah agar dapat kembali mengabdi di wilayah asal mereka. “Kemenkes memberikan hingga 2.000 beasiswa setiap tahun. Fokus kami adalah mendukung pendidikan dokter spesialis, khususnya untuk putra daerah, sehingga mereka bisa memperkuat layanan kesehatan di daerah masing-masing,” tambah Menkes.
Dr. Hananto Adriantoro, Sp.JP(K), anggota tim bedah jantung RSJPD Harapan Kita, menekankan pentingnya sinergi antara SDM, alat kesehatan, dan fasilitas pendukung. Ia menjelaskan bahwa kelengkapan ruang operasi dan ICU dapat membantu menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kardiovaskular.
“Jika ketiga aspek ini terpenuhi, kita bisa menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit kardiovaskular,” katanya dalam konferensi pers.
Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Dr. Iwan Dakota, menyatakan bahwa Kemenkes dan RSJPD terus memperluas jejaring pengampuan hingga ke puskesmas.
“Ke depan, tidak hanya rumah sakit di tingkat kabupaten/kota, tapi 10.000 puskesmas di Indonesia juga akan masuk dalam jejaring layanan jantung. RS Oputa Yi Koo juga diharapkan dapat menjadi pengampu bagi 17 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara,” jelas Dr. Iwan Dakota.
Stratifikasi Layanan Jantung Nasional
Kementerian Kesehatan telah menetapkan tiga tingkatan layanan jantung untuk memastikan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan. Tingkatan tersebut meliputi Strata Madya untuk intervensi non-bedah seperti kateterisasi, Strata Utama untuk bedah jantung terbuka, dan Strata Paripurna untuk layanan jantung terpadu dan canggih. Saat ini, 85 kabupaten/kota telah memiliki layanan kateterisasi jantung. Jumlah ini terus ditingkatkan dengan penguatan SDM, alat kesehatan, dan fasilitas pendukung demi pelayanan yang lebih merata di seluruh Indonesia.
Menkes Budi berharap sinergi ini mampu memberikan dampak signifikan dalam penanganan penyakit jantung, terutama di daerah-daerah terpencil.
BACA JUGA