Diskusi IIJ dan Envmission: Sinergi Atasi Food Waste dan Dorong Program Makan Bergizi Gratis

Ilustrasi Food Waste
Ilustrasi Food Waste (Foto : Freepik)

IKN News – Indonesian Institute of Journalism (IIJ) bersama PT Enviro Misi Global (Envmission) mengadakan diskusi online bertema “Food Waste, Inisiatif Pelaku Usaha, dan Program Makan Bergizi Gratis”. Diskusi yang dipandu oleh Icci Ulfa Djalawali ini menghadirkan para ahli dari berbagai bidang untuk membahas solusi atas tantangan limbah makanan.

Direktur IIJ, Umar Idris, membuka acara dengan mengajak jurnalis berperan aktif melalui karya jurnalistik yang mampu mengedukasi masyarakat dan mendorong perubahan positif terhadap pengelolaan limbah makanan.

Mengupas Dampak Food Waste dan Solusi Berkelanjutan

Gusti Raganata, Chief Operating Officer Envmission, menjelaskan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 20,9 juta ton limbah makanan setiap tahun. Yang mana menyumbang hampir 40% dari total sampah di tempat pembuangan akhir (TPA). Angka ini diperkirakan meningkat hingga 54% pada 2030, dengan dampak signifikan terhadap emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim.

Pemerintah menargetkan pengurangan limbah makanan sebesar 47% pada 2029 melalui kebijakan strategis dan kolaborasi lintas sektor. Namun, program seperti Makan Bergizi Gratis dapat memicu peningkatan limbah hingga 25% jika tidak didukung mitigasi yang tepat. Gusti mengusulkan pengolahan limbah menjadi produk bermanfaat seperti kompos, bioenergi, dan briket sebagai bagian dari solusi keberlanjutan.

Baca Juga :

Pegita Yuni Aditya, Sustainability Officer PT MAKA-Kopi Tuku, membagikan langkah-langkah inovatif yang diterapkan di 56 cabang Tuku di Indonesia. Tuku menggunakan bahan daur ulang untuk gelas, botol, dan kantong belanja, sekaligus memberdayakan 11 keluarga di Gunung Sindur.

Pada 2023, 18 cabang Tuku mengolah 37 ton limbah menjadi resin, biogas, kompos, biomassa, dan pakan maggot. Inisiatif ini berhasil meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi limbah yang berakhir di TPA. Sekaligus memberikan dampak positif pada pengalaman pelanggan dan karyawan.

Tantangan Hotel dan Restoran dalam Kelola Limbah

Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran, menyoroti kebijakan Pemda DKI yang melarang hotel dan restoran membuang sampah ke TPA meskipun tetap membayar retribusi. Hotel rata-rata menghasilkan 1,8 kg sampah per orang per hari, dengan limbah makanan dari sarapan pagi sebagai penyumbang terbesar.

PHRI mendorong edukasi dan kolaborasi melalui inisiatif seperti aplikasi berbasis di Semarang yang mendistribusikan makanan sisa kepada masyarakat yang membutuhkan.

Kolaborasi untuk Keberlanjutan Masa Depan

Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mengurangi dampak limbah makanan. Solusi inovatif dan kebijakan yang mendukung diperlukan untuk mencapai target SDGs, terutama poin 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan poin 13 (Aksi Iklim).

Langkah bersama ini diharapkan mampu menciptakan keberlanjutan lingkungan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Tinggalkan Komentar